Pengertian dan Fungsi Switch Pada Jaringan Komputer
Jaringan switch atau hub switching adalah perangkat jaringan
komputer yang menghubungkan segmen jaringan atau perangkat jaringan.
Switch juga bekerja pada lapisan data link, cara kerja switch hampir sama
seperti bridge, tetapi switch memiliki sejumlah port sehingga sering dinamakan
multi-port bridge.
Fungsi Switch
Switch adalah perangkat telekomunikasi yang menerima pesan dari perangkat yang
terhubung dengannya dan kemudian mengirimkan pesan hanya untuk perangkat yang
pesan dimaksud atau sebagai sentral/konsentrator pada sebuah network. Hal ini
membuat switch adalah perangkat yang lebih cerdas daripada hub (yang menerima
pesan dan kemudian mengirimkan ke semua perangkat lain pada jaringan.) karena
dapat mengecek frame yang error dan langsung membloknya
Switch jaringan memainkan peran integral dalam kebanyakan jaringan area lokal
yang modern Ethernet (LAN). Mid-to-LAN berukuran besar mengandung sejumlah
switch dikelola terkait. Kantor kecil / rumah kantor (SOHO) aplikasi biasanya
menggunakan switch tunggal, atau semua tujuan-perangkat konvergensi seperti residental
gateway untuk mengakses layanan broadband kantor kecil / rumah seperti DSL
atau internet kabel.
Dalam sebagian besar kasus, perangkat pengguna akhir berisi router dan komponen
yang antarmuka ke teknologi broadband tertentu fisik. Pengguna perangkat juga
mungkin termasuk antarmuka telepon untuk VoIP.
Ethernet switch beroperasi pada lapisan data link dari model OSI untuk membuat
collision domain yang terpisah untuk setiap port switch.
Dengan 4 komputer (misalnya, A, B, C, dan D) pada 4 port switch, A dan B dapat
mentransfer data bolak-balik, sedangkan C dan D juga melakukannya secara
bersamaan, dan kedua percakapan tidak akan mengganggu satu sama lain. Dalam
kasus hub, mereka semua akan berbagi bandwidth dan jalankan di half duplex, sehingga
tabrakan, yang kemudian akan memerlukan transmisi ulang. Menggunakan switch
disebut microsegmentation. Hal ini memungkinkan komputer untuk memiliki
bandwidth khusus pada point-to-point koneksi ke jaringan dan karena itu
berjalan di full duplex tanpa tabrakan.
Peran Switch Dalam Jaringan
Switch dapat beroperasi pada satu atau lebih lapisan dari model OSI, termasuk
data link dan jaringan. Perangkat yang beroperasi secara simultan pada lebih
dari satu lapisan ini dikenal sebagai switch multilayer.
Dalam switch ditujukan untuk penggunaan komersial, antarmuka built-in atau
modular memungkinkan untuk menghubungkan berbagai jenis jaringan, termasuk
Ethernet, Fibre Channel, ATM, ITU-T G.hn dan 802,11. Konektivitas ini dapat di
salah satu lapisan yang disebutkan. Sementara lapisan-2 fungsi tersebut cukup
untuk bandwidth pengalihan dalam satu teknologi, interkoneksi teknologi seperti
Ethernet dan token cincin lebih mudah pada lapisan 3.
Perangkat yang interkoneksi pada lapisan 3 secara tradisional disebut router,
sehingga lapisan-3 switch juga dapat dianggap sebagai (relatif primitif)
router. Dalam beberapa operator selular dan lingkungan lain di mana ada
kebutuhan untuk banyak analisis kinerja jaringan dan keamanan, switch dapat
dihubungkan antara router WAN sebagai tempat untuk modul analitik. Beberapa
vendor menyediakan firewall, [2] [3] jaringan deteksi intrusi, [4] dan analisis
modul kinerja yang dapat plug ke port switch. Beberapa fungsi mungkin pada
modul gabungan. [5]
Dalam kasus lain, switch digunakan untuk menciptakan citra cermin data yang
dapat pergi ke perangkat eksternal. Karena sebagian besar beralih port
mirroring hanya menyediakan satu aliran cermin, hub jaringan dapat bermanfaat
untuk mengipasi data ke beberapa read-only analisis, seperti sistem deteksi
intrusi dan packet sniffers.
PACKET SWITCHING
Pada hubungan Circuit Switching, koneksi biasanya terjadi secara fisik bersifat
point to point. Kerugian terbesar dari teknik ini adalah penggunaan jalur yang
bertambah banyak untuk jumlah hubungan yang meningkat. Efek yang timbul adalah cost
yang akan semakin meningkat di samping pengaturan switching menjadi sangat
komplek. Kelemahan yang lain adalah munculnya idle time bagi jalur yang tidak
digunakan. Hal ini tentu akan menambah inefisiensi. Model circuit switching,
karena sifatnya, biasanya mentransmisikan data dengan kecepatan yang konstan,
sehingga untuk menggabungkan suatu jaringan dengan jaringan lain yang berbeda
kecepatan tentu akan sulit diwujudkan. Pemecahan yang baik yang bisa digunakan
untuk mengatasi persoalan di atas adalah dengan metoda data switching (packet
switching). Dengan pendekatan ini, pesan yang dikirim dipecah-pecah dengan
besar tertentu dan pada tiap pecahan data ditambahkan informasi kendali.
Informasi kendali ini, dalam bentuk yang paling minim, digunakan untuk membantu
proses pencarian rute dalam suatu jaringan ehingga pesan dapat sampai ke alamat
tujuan
Packet Switching
Sebuah metode yang digunakan untuk memindahkan data dalam jaringan internet.
Dalam packet switching, seluruh paket data yang dikirim dari sebuah node akan
dipecah menjadi beberapa bagian. Setiap bagian memiliki keterangan mengenai
asal dan tujuan dari paket data tersebut. Hal ini memungkinkan sejumlah besar
potongan-potongan data dari berbagai sumber dikirimkan secara bersamaan melalui
saluran yang sama, untuk kemudian diurutkan dan diarahkan ke rute yang berbeda
melalui router. (telkom.net) Tidak mempergunakan kapasitas transmisi yang
melewati jaringan. Data dikirim keluar dengan menggunakan rangkaian
potongan-potongan kecil secara berurutan yang disebut paket. Masing-masing
paket melewati jaringan dari satu titik ke titik lain dari sumber ke tujuan
Pada setiap titik seluruh paket diterima, disimpan dengan cepat dan
ditransmisikan ke titik berikutnya.
Fungsi utama dari jaringan packet-switched adalah menerima paket dari stasiun
pengirim
untuk diteruskan ke stasiun penerima.
Penggunaan packet switching mempunyai keuntungan dibandingkan dengan
penggunaan
Circuit switching antara lain:
1. Efisiensi jalur lebih besar karena hubungan antar node dapat menggunakan
jalur yang dipakai bersama secara dinamis tergantung banyaknya paket yang
dikirim.
2. Bisa mengatasi permasalahan data rate yang berbeda antara dua jenis jaringan
yang berbeda data rate-nya.
3. Saat beban lalu lintas meningkat, pada model circuit switching, beberapa
pesan yang akan ditransfer dikenai pemblokiran. Transmisi baru dapat dilakukan
apabila beban lalu lintas mulai menurun. Sedangkan pada model packet switching,
paket tetap bisa dikirimkan, tetapi akan lambat sampai ke tujuan (delivery
delay meningkat).
4. Pengiriman dapat dilakukan berdasarkan prioritas data. Jadi dalam suatu
antrian paket yang akan dikirim, sebuah paket dapat diberi prioritas lebih
tinggi untuk dikirim dibanding paket yang lain. Dalam hal ini, prioritas yang
lebih tinggi akan mempunyai delivery delay yang lebih kecil dibandingkan paket
dengan prioritas yang lebih rendah.
Contoh-contoh applikasi packet switching
- TCP/IP protokol adalah jaringan dengan teknologi “packet Switching” yang
berasal dari proyek DARPA (development of Defense Advanced Research Project
Agency) di tahun 1970-an yang dikenal dengan nama ARPANET.
- Jaringan ATM adalah jaringan Packet-switching karena konsep ATM mirip dengan
konsep yang digunakan packet-switching yaitu transfer informasi dilakukan dalam
format sel (informasi yang akan dikirim dibagi menjadipotongan-potongan dengan
ukuran tertentu) yang sifatnya connection-oriented artinya sebelum transfer
informasi dilakukan harus dibangun hubungan terlebih dahulu atau definisikan
sebagai protokol yang berfungsi sebagai interface (baca: antarmuka) untuk
menghubungkan komputer dengan komputer lainnya, membuat tiap komputer yang terintegrasi
di dalamnya dapat bercakapcakap atau bertukar informasi dengan kecepatan
tinggi(sampai dengan 155Mbps).
- GPRS adalah teknologi packet Switching data pada GSM. Teknologi yang dikenal
sebagai generasi 2.5 ini, merupakan pengembangan dari teknologi Circuit
Switching pada GSM. Berbeda dengan teknologi Circuit Switching, pada GPRS
koneksi ke jaringan hanya dilakukan pada saat mengirimkan data. Data tersebut
dikirim sekaligus dalam satu ´paket ´, sehingga lebih efisien dibanding koneksi
permanen pada teknologi circuit-switching. Sehingga biaya yang dibebankan pun,
jauh lebih murah. Selain itu kecepatan transmisi datanya jauh lebih cepat,
yaitu sampai 115 Kilobyte per second(Kbps). Padahal, sebelumnya kemampuan
transmisi data pada GSM hanya 9,56 Kbps. Protokol bluetooth menggunakan sebuah
kombinasi antara circuit switching dan packet switching. Protocol ini dapat
mendukung 1 kanal data asinkron, 3 kanal suara sinkron simultan atau 1 kanal
dimana secara bersamaan mendukung layanan data asinkron dan suara sinkron.
Setiap kanal suara mendukung 1 kanal suara sinkron 64 kb/s. Kanal asinkron
dapat mendukung kecepatan maksimal 723,2 kb/s asimetris, dimana untuk arah
sebaliknya dapat mendukung sampai dengan kecepatan 57,6 kb/s. Sedangkan untuk
mode simetris dapat mendukung sampai dengan kecepatan 433,9 kb/s.
Dalam dunia telekomunikasi,
jaringan circuit switching adalah
jaringan yang mengalokasikan sebuahsirkuit (atau kanal)
yang dedicated diantara nodesdanterminal untuk
digunakanpengguna untuk
berkomunikasi. Sirkuit yang dedicatedtidak
dapat digunakan oleh penelepon lain sampai sirkuit itu dilepaskan, dan koneksi
baru bisa disusun. Bahkan jika tidak ada komunikasi berlangsung pada sebuah
sirkuit yang dedicated,
kanal tersebut tetap tidak dapat digunakan oleh pengguna lain. Kanal yang dapat
dipakai untuk hubungan telepon baru disebut sebagai kanal yangidle.
Untuk call
setup dan pengendalian (dan keperluan administratif lainnya) dapat
digunakan sebuah kanal pensinyalan yang dedicated dari nodeterakhir ke jaringan.ISDN adalah salah
satu layanan yang menggunakan sebuah kanal pensinyalan terpisah.Plain Old Telephone Service (POTS) tidak memakai
pendekatan ini.
Sebuah metoda untuk membangun, memonitor perkembangan,
dan menutup sebuah koneksi adalah dengan memanfaatkan sebuah kanal terpisah
untuk keperluan pengontrolan, misalnya untuk links antartelephone
exchanges yang menggunakanCCS7 untuk
komunikasi call setup dan
informasi kontrol dan menggunakan TDMuntuk transportasi
data di sirkuit tersebut.
Sistem telepon zaman dahulu merupakan contoh
penggunaan circuit switching.
Pelanggan meminta operator untuk menghubungkan mereka dengan pelanggan lain,
yang mungkin berada pada yang sama, atau melalui sebuah inter-exchange link dan operator
lain. Dimanapun posisi para pelanggan ini, tetap terbentuk sebuah koneksi antar
telepon kedua pelanggan selama hubungan telepon berlangsung. Kawat tembaga yang
sedang digunakan untuk koneksi ini tidak dapat digunakan untuk hubungan telepon
lain, walaupun para pelanggan ini tidak sedang berbicara dan jalur ini dalam
kondisi tidak digunakan (silent).
Akhir-akhir ini sudah dapat dilakukanmultiplexing terhadap
berbagai koneksi yang terdapat pada sebuah konduktor, namun demikian tetap saja
setiap kanal pada link yang mengalami multiplexingselalu berada pada salah satu dari dua kondisi ini :dedicated pada sebuah koneksi
telepon, atau dalam keadaan idle. Circuit switchingmungkin relatif
tidak efisien karena kapasitas jaringan bisa dihabiskan pada koneksi yang sudah
dibuat tapi tidak terus digunakan (walaupun hanya sebentar). Disisi lain,
keuntungannya adalah cepatnya membuat koneksi baru, dan koneksi ini bisa digunakan
dengan leluasa selama dibutuhkan.
• Macam-macam Cara Penyambungan
1.
Penyambungan Sirkit (Circuit Switching)
Pada sistem penyambungan sirkit, informasi yang dikirimkan oleh suatu terminal
diterima oleh sentral switching langsung dikirimkan kepada terminal yang dituju
selama seluruh informasi selesai dikirim. Dengan demikian satu saluran akan
dipakai terus selama terminal belum selesai mengadakan hubungan.
Contoh: Jaringan Telepon PSTN
2.
Penyambungan Berita (Message Switching)
Cara penyambungan ini banyak dipergunakan di dalam lingkungan militer atau
lingkungan terbatas misalnya instasi pemerintah atau swasta.
Cintoh penggunaannya adalah pada Teleprinter.
Pada waktu mengirimkan berita lewat teleprinter, berita tersebut tidak
disambungkan langsung tetapi disimpan terlebih dahulu kemudian pada satu saat
tertentu barulah dikirimkan kepada tujuan tersebut.
Nama lain dari penyambungan berita ini adalah Stored and Forward Switching
3.
Penyambungan Paket (Packet Switching)
Sistem penyambungan paket informasi yang dikirimkan merupakan paket-paket yang
diberi label dari alamat yang dituju, kode-kode tertentu dsb. Paket ini kemudian
dikirimkan ke tujuan yang diinginkan.
Contoh: Pertukaran informasi melalui GPRS
PENOMORAN
• Konsep
Penomoran
Pada dasarnya, nomor telepon mempunyai 2 tugas penting:
1. Merencanakan jalan yang akan ditempuh oleh suatu pembicaraan
2. Mengaktifkan bekerjanya peralatan-peralatan yang dibutuhkan untuk menentukan
tarif yang sesuai dengan suatu pembicaraan yang sedang berlangsung
Karena nomor pelanggan satu berbeda dengan yang lainnya, maka ada hubungan
antara jumlah pelanggan dengan nomor pelanggan, contohnya jika ada 100
pelanggan maka ada nomor antara 00 sampai dengan 99.
• Struktur
Penomoran
Struktur Penomoran ada 2 macam:
1. Nomor Nasional
2. Nomor Internasional
Nomor Internasional adalah nomor Nasional ditambah dengan kode negara (country
code). Menurut rekomendasi dari CCITT ditentukan bahwa panjang nomor
internasional tidak boleh lebih dari 12 digit.
Dengan demikian nomor nasional pun tidak boleh lebih dari 12 digit dikurangi
dengan kode negara.
Internasional
Prefix : Digit yang harus diputar oleh pelanggan pemanggil yang
akan mengadaakn hubungan internasional yang akan
menyambungkan pada peralatan outgoing internasional
secara otomatis.
Trunk Prefix : Suatu digit di muka nomor pelanggan yang harus diputar
bila pelanggan akan menghubungi pelanggan lainnya di
luar jaringan lokalnya. Ini untuk menyambungkan dengan
peralatan outgoing trunk.
Kode Negara
(country code) : Digit yang menyatakan negara yang dipanggil
Kode Daerah (trunk code) : Digit (tidak termasuk trunk prefix) yang
menunjukkan wilayah dari pelanggan yang akan
dipanggil.
• Sistem
Penomoran
Untuk nomor pelanggan, CCITT membagi menjadi 2 sistem yang dipakai yaitu:
1. Penomoran yang uniform, yaitu suatu sistem penomoran dimana panjang atau
banyaknya digit dari nomor pelanggan yang terletak di dalam satu daerah
penomoran lokal adalah sama
2. Penomoran Non Uniform, yaitu apabila nomor pelanggannya yang terletak pada
satu daerah penomoran lokal mempunyai jumlah digit atau panjang yang tidak
sama.
Trunk Code
terdiri dari 2 macam sistem:
1. Sistem penentuan dengan cara sembarang, adalah jika penentuan trunk code-nya
dengan jalan tidak melihat peta geografisnya, tergantung dari perkembangan dan
kebutuhan yang ada sekarang. Code yang berturutan belum tentu daerahnya
berdampingan atau berdekatan.
2. Sistem penentuan dengan cara sematik, adalah jika penentuan trunk code-nya
disesuaikan dengan peta geografisnya
PENSINYALAN
Untuk suatu
jaringan telepon, pensinyalan (signalling) adalah sesuatu yang membawa
informasi yang diperlukan seorang pelanggan agar dapat melakukan sambungan
pembicaraan dengan pelanggan yang lainnya.
Jadi
pensinyalan adalah suatu bahasa mesin yang memungkinkan suatu penyambungan
terjadi dan juga yang memungkinkan suatu perhitungan tarif serta pembubaran
sambungan jika pembicaraan selesai.
Ada beberapa
klasifikasi dari pensinyalan yaitu:
1. Klasisifikasi secara umum berdasarkan tempatnya dimana pensinyalan tersebut
bekerja. Untuk itu ada 2 macam pensinyalan:
• Subscriber signalling, yaitu pensinyalan yang tempatnya terdapat di antara
pelanggan dengan sentral switchingnya
• Interswitch signalling atau sinyal antar sentral, yaitu pensinyalan yang
tempatnya terdapat di antara sentaral dengan sentral lainnya.
2.
Klasifikasi dari fungsinya pensinyalan, terbagi menjadi 3 macam sinyal, yaitu:
• Supervisory signalling, berfungsi untuk pengawasan keadaan dari saluran dan
mengidentifikasikan apakah saluran tersebut sedang dipakai atau tidak.
• Register Signalling, berfungsi untuk pengendalian. Pengendalian ini pada
waktu pemutaran nomor atau penekanan tombol tekan yaitu untuk mengerjakan atau
mengendalikan peralatan penyambungan di sentral.
• Audible-visual signalling, berfungsi untuk pemberitahuan ke pelanggan,
misalnya tentang keadaan dari saluran yaitu nada sibuk atau kesiapan sentral
untuk menerima informasi lebih lanjut yaitu berupa dial tone atau pemanggilan
pelanggan berupa bel.
3.
Klasifikasi berdasarkan cara pengirimannya, terbagi menjadi 2, yaitu:
• Link by link signalling, bila sinyal dikirimkan seluruhnya oleh sentral ke
sentral berikutnya, dan setelah diolah oleh sentral tersebut kemudian
seluruhnya dikirimkan lagi ke sentral berikutnya. Cara ini memerlukan waktu
yang lama tetapi peralatan yang dipakai lebih sederhana.
• End to end signalling, adalah bila sinyal selalu dikirimkan dari sentral awal
ke sentral berikutnya setelah diolah kembali sentral awal yang mengirimkan
sinyal yang diperlukan oleh sentral berikutnya. Waktu yang diperlukan lebih
pendek namun membutuhkan peralatan yang lebih rumit.
SALURAN
TRANSMISI
1. Parameter
Transmisi
Ada 4
parameter penting yang berpengaruh pada kanal suara yaitu:
• Signal Power Level
Pada sistem transmisi dari suatu hubungan telekomunikasi terdapat batas yang
sangat lebar dari power level. Oleh karenanya dipergunakan suatu unit satuan
logaritmis untuk pengukuran dari power level tersebut yang disebut dengan
decibel. Dimana perbandingan antara power output dengan power input disebut
dengan penguatan (Gain).
Power dengan logaritmis ini berguna pada pengukuran suatu sirkit dengan banyak
sekali penguat atau redaman.
•
Attenuation Distortion
Jika suatu sinyal dikirimkan dari suatu termunal ke terminal lainnya, maka
sinyal tersebut akan mengalami redaman sesuai dengan rugi-rugi energi atau
energy loss selama sinyal tersebut berjalan melalui media transmisi.
• Delay
Distortion
Suatu sinyal akan memakan waktu untuk merambat melalui suatu saluran transmisi.
Waktu yang dipergunakan tersebut tergantung dari kecepatan merambatnya, untuk
menempuh saluran ini dilihat sebagai penundaan waktu (delay). Dengan adanya
penundaan tersebut maka sinyal yang dikirimkan tidak akan diterima pada saat
itu juga.
• Noise and
Signal to Noise Ratio
Noise atau derau terdiri dari setiap sinyal yang kehadirannya dalam saluran
transmisi tidak diharapkan.
Pada dasarnya derau ini terbagi menjadi 4 bagian yaitu:
1. Thermal noise, terdapat di semua media transmisi dan pada semua peralan
komunikasi. Ini timbul karena pergeseran elektron bebas dan karakteristiknya
berupa distribusi energi yang merata pada spektrum frekwensi dengan distribusi
Gaussian. Karena distribusinya merata maka thermal noise ini juga disebut white
noise
2. Intermodulation Noise, adalah derau antar modulasi yang timbul karena adanya
intermodulasi antara sinyal yang satu dengan sinyal yang lainnya.
3. Crosstalk, atau pembicaraan silang adalah suatu sambungan (coupling) yang
tidak diinginkan yang terjadi pada saluran pembicaraan
4. Impulse Noise, adalah derau sesaat yang berbentuk pulsa-pulsa sempit. Jadi
hanya terjadi pada waktu singkat akan tetapi biasanya dengan amplitudo yang
cukup besar. Untuk suatu pembicaraan tidak berpengaruh besar, tetapi untuk
komunikasi data, impulse noise akan membuat cacat sinyal yang diterima sehingga
informasi yang dibawa dapat berubah artinya.
2. Pada
dasarnya melihat dari bentuknya saluran transmisi terbagi menjadi 2:
• Saluran transmisi non fisik
Saluran transmisi non fisik adalah saluran yang melalui udara. Jadi sinyal akan
merambat melalui udara.
Dilihat dari penempatan peralatannya, saluran transmisi non fisik dibagi
menjadi 2 bagian:
1. Sistem komunikasi Terrestrial
Sesuai namanya, pada sistem ini semua peralatan transmisi, seperti pemancar,
repeater dan penerima ada di permukaan tanah
Pembagian
Spektrum Frekwensi
Klasifikasi Frekwensi Panjang Gelombang
VLF (Very Low Freq.) 3 KHz - 30 KHz 100 km – 10 km
LF (Low Freq.) 30 KHz - 300 KHz 10 km – 1 km
MF (Medium Freq.) 300 KHz - 3 MHz 1 km – 100 m
HF (High Freq.) 3 MHz - 30 MHz 100 m – 10 m
VHF (Very Low Freq.) 30 MHz - 300 MHz 10 m – 1 m
UHF (Ultra High Freq.) 300 MHz - 3 GHz 1 m – 10 cm
SHF (Super High Freq.) 3 GHz - 30 GHz 10 cm – 1 cm
EHF (Extra High Freq.) 30 GHz - 300 GHz 1 cm – 1 mm
Berdasarkan
pembagian spektrum frekwensi, maka sistem komunikasi terrestrial juga
disesuaikan dengan sifat-sifat dari gelombang pada frekwensi – frekwensi
tersebut. Untuk VLF dan LF sampai dengan MF, biasanya propagasi gelombangnya
(arah rambat gelombang) adalah secara groundwave atau sejajar dengan permukaan
tanah.
Sedangkan untuk HF gelombangnya tidak merambat sejajar permukaan tanah namun
akan diteruskan lurus, dilihat dari permukaan bumi akan menuju ke atas yang
disebut dengan sky wave. Jarak tersebut sekitar ketinggian 40 – 600 km yang
berada pada lapisan ionosphere. Lapisan tersebut dibagi menjadi 3 bagian yaitu
lapisan D, E dan F. Lapisan D dan E akan stabil pada siang hari saja,
sedangakan pada malam hari akan menghilang.
Untuk frekwensi VLF ke atas, gelombang yang dipancarkan tidak akan dipantulkan
oleh ionosphere, akan tetapi akan diteruskan lurus meninggalkan bumi yang
ditangkap olehrepeater sehingga mendekati sejajar dengan permukaan tanah yang
disebut dengan line of sight.
2. Sistem
komunikasi Satelit
Sebetulnya sama dengan sistem komunikasi terrestrial untuk jalur frekwensi yang
sangat tinggi dalam orde GHz yang memerlukan line of sight.
Satelit didiorbitkan dengan ketinggian bermacam-macam tergantung dari
kebutuhannya kurang lebih 35.000 km. Orbitnya sinkron dengan perputaran bumi,
sehingga seolah-olah satelit ini diam di tempatnya. Inilah yang disebut dengan
geostationer orbit.
Dengan menggunakan 3 buah satelit, semua stasiun bumi dapat saling berhubungan.
Kelemahan dari sistem komunikasi satelit adalah jarak yang sangat jauh antara
stasiun bumi dengan satelit sehingga menimbulkan delay yang cukup besar. Satu
arah saja mencapai 270 msec, apalagi jika menggunakan 2 buah satelit.
• Saluran transmisi fisik
Macam-macam saluran transmisi fisik juga ditentukan oleh penggunaan
frekwensinya. Untuk frekwensi rendah mulai dari gelombang suara, biasanya
menggunakan pair cable. Untuk frekwensi lebih tinggi dipergunakan coaxial
cable. Dan untuk komunikasi frekwensi yang sangat tinggi sekali diperlukan
suatu transmisi yang menggunakan serat optik (optical fibre).
Message Switching merupakan tipe store and forward connection
yang diset-up antara devices yang berhubungan sepanjang jalur pengiriman data.
Device pertama membuat suatu connection ke devices berikutnya dan mengirim
data. Setelah transmission ini complete, connection akan kembali torn down, dan
devices kedua akan mengulangi proses tersebut. Pengiriman email merupakan
contoh yang baik dari message switching, ketika kita menekan button send, sistem kita akam mengirim data
tersebut ke mail server local kita. Mail server akan mengurut kembali data
kita, kemudian mail server kita akan menghubungi mail server tempat alamat yang
akan kita kirimi email tadi. Sampai akhirnya mail server tersebut akan mengirim
message tersebut ke penerima dengan proses yang sama.